PROOFDAILY – Pada suatu malam yang gelap dan dingin, angin berhembus seolah membawa bisikan-bisikan misterius dari kegelapan. Desa yang biasanya ramai, malam itu terasa sunyi. Hanya ada rembulan yang mengintip malu-malu di balik awan hitam. Suasana itu seolah menjadi panggung sempurna bagi cerita horor yang akan terungkap.

Legenda kuntilanak, makhluk dari alam lain yang dipercaya berasal dari wanita yang meninggal saat melahirkan, telah menjadi cerita yang diwariskan turun-temurun. Desas-desus tentang penampakan makhluk ini seringkali membuat bulu kuduk berdiri dan jantung berdegup kencang.

Cerita ini berawal dari rumah tua di pinggiran desa yang telah lama ditinggalkan. Rumah tersebut selalu dihindari oleh warga desa saat malam tiba, karena kabarnya, di sanalah sang kuntilanak bersemayam. Konon, tangisannya yang melengking dapat terdengar menggema di antara pepohonan, menandakan ia sedang mencari sesuatu atau seseorang.

Rudi, seorang pemuda pemberani dan penasaran, memutuskan untuk membuktikan kebenaran legenda tersebut. Dengan senter di tangan dan hati yang berdebar, ia memasuki rumah tua itu tepat saat jam menunjukkan tengah malam. Di dalam, udara dingin dan aroma tanah basah menyergapnya. Semua terasa begitu sunyi hingga…

Suara tangisan perempuan terdengar dari lantai atas. Rudi, yang semula skeptis, kini mulai merasakan ketakutan yang nyata. Ia menemukan dirinya terpaku di tempat, sementara tangisan itu semakin jelas dan dekat. Kemudian, tiba-tiba, sebuah bayangan putih melintas di depannya dengan rambut panjang terurai dan wajah yang pucat pasi.

Rudi ingin lari, tetapi kakinya seolah tidak bisa bergerak. Kuntilanak itu mendekat, matanya yang kosong menatap langsung ke dalam jiwanya, dan sebuah senyum menyeramkan terukir di wajahnya. Rudi bisa merasakan aura dingin yang dia pancarkan, dan dalam sekejap, ketakutan membanjiri seluruh tubuhnya.

Teriakan Rudi memecah kesunyian malam ketika ia akhirnya dapat berlari keluar dari rumah itu. Warga desa yang terbangun oleh kegaduhan bergegas menolongnya. Rudi, dengan napas tersengal dan wajah pucat, hanya bisa berbicara tentang mata kosong dan senyum yang dia lihat.

Cerita Rudi menambah panjang daftar kesaksian tentang kuntilanak di rumah tua tersebut. Sejak malam itu, tidak ada lagi yang berani mendekati tempat itu setelah matahari terbenam. Rumah tua itu kini hanya dihuni oleh bisikan angin dan kisah seram yang tak pernah terlupakan, seolah menjadi saksi bisu atas teror kuntilanak yang menjadi legenda hidup di desa tersebut.