proofdaily – Warga Palestina di Gaza menolak keras usulan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengusulkan agar mereka meninggalkan tanah air mereka dan menghidupkan kembali peristiwa Nakba tahun 1948. Usulan kontroversial ini disampaikan oleh Trump dalam sebuah wawancara dengan media internasional, di mana ia menyarankan agar warga Palestina meninggalkan Gaza dan menetap di negara-negara tetangga.
Reaksi keras langsung muncul dari berbagai kalangan di Gaza. Pemimpin lokal, aktivis, dan warga biasa menyatakan penolakan tegas terhadap usulan tersebut. Mereka mengingatkan bahwa peristiwa Nakba tahun 1948, yang menandai pengusiran massal ratusan ribu warga Palestina dari tanah mereka, adalah luka sejarah yang belum sembuh.
“Kami tidak akan pernah meninggalkan tanah kami lagi. Kami telah mengalami Nakba sekali, dan kami tidak akan membiarkan itu terjadi lagi,” ujar seorang pemimpin lokal di Gaza, Ahmed Al-Masri, dalam sebuah konferensi pers.
Usulan Trump juga menuai kecaman dari komunitas internasional. Berbagai negara dan organisasi internasional menyatakan slot server kamboja solidaritas mereka dengan warga Palestina dan menegaskan kembali dukungan mereka terhadap hak-hak Palestina, termasuk hak untuk kembali ke tanah mereka.
“Usulan ini tidak hanya tidak adil, tetapi juga tidak realistis. Warga Palestina memiliki hak yang sah untuk tinggal di tanah mereka dan menentukan nasib sendiri,” ujar juru bicara PBB, Stephane Dujarric, dalam sebuah pernyataan resmi.
Peristiwa Nakba, yang berarti “bencana” dalam bahasa Arab, merujuk pada pengusiran massal sekitar 700.000 warga Palestina dari tanah mereka selama perang 1948. Peristiwa ini menjadi titik awal dari konflik panjang antara Palestina dan Israel, yang hingga kini belum terselesaikan.
Gaza, yang telah lama mengalami blokade dan konflik, menghadapi berbagai tantangan ekonomi dan sosial yang berat. Namun, warga Palestina di sana tetap teguh dalam mempertahankan tanah mereka dan menolak segala bentuk pengusiran.
“Kami mungkin menghadapi banyak kesulitan, tetapi kami tidak akan pernah meninggalkan tanah kami. Kami akan terus berjuang untuk hak-hak kami,” ujar seorang warga Gaza, Fatima Al-Hassan.
Usulan Trump untuk menghidupkan kembali peristiwa 1948 dengan meminta warga Palestina meninggalkan Gaza telah menuai reaksi keras dari berbagai pihak. Warga Palestina menegaskan kembali komitmen mereka untuk tetap tinggal di tanah mereka dan menolak segala bentuk pengusiran. Dukungan internasional juga mengalir, menegaskan kembali hak-hak Palestina dan menolak usulan yang dianggap tidak adil dan tidak realistis.