PROOFDAILY – Revolusi Rusia adalah serangkaian peristiwa politik yang mengguncang fondasi Kekaisaran Rusia dan memicu perubahan pemerintahan yang dramatis, menggantikan monarki Tsar dengan pemerintahan komunis Bolshevik. Ini merupakan titik balik dalam sejarah modern, mengubah Rusia dari sebuah autokrasi menjadi negara sosialis pertama di dunia. Artikel ini akan mengulas proses revolusioner yang menyebabkan kejatuhan Tsar dan naiknya Bolshevik ke tampuk kekuasaan.

Latar Belakang Historis:
Di awal abad ke-20, Kekaisaran Rusia mengalami ketegangan sosial, ekonomi, dan politik yang signifikan. Kegagalan militer dalam Perang Rusia-Jepang (1904-1905) dan Perang Dunia I, bersamaan dengan kemiskinan dan ketidakpuasan pekerja dan petani, menciptakan kondisi yang matang untuk perubahan radikal. Tsar Nicholas II, yang memerintah dengan cara yang otokratis dan sering kali tidak efektif, menjadi sasaran kemarahan publik.

Revolusi Februari 1917:
Revolusi dimulai dengan Revolusi Februari, ketika demonstrasi besar-besaran di Petrograd (sekarang Saint Petersburg) meletus, didorong oleh kelaparan, kerugian perang, dan keinginan akan reformasi. Tsar Nicholas II dipaksa untuk turun tahta pada bulan Maret 1917, dan pemerintahan sementara dipimpin oleh Alexander Kerensky didirikan. Pemerintahan ini terus berperang dan gagal mengatasi masalah-masalah sosial ekonomi yang mendesak, sehingga menjadi semakin tidak populer.

Bolshevik dan Ideologi Mereka:
Bolshevik, dipimpin oleh Vladimir Lenin, adalah faksi radikal dari Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia. Mereka berjanji untuk menarik Rusia dari perang, mendistribusikan tanah kepada petani, dan mentransfer kekuasaan dan kontrol pabrik kepada para pekerja. Slogan mereka, “Roti, Tanah, dan Damai,” memiliki daya tarik yang luas di kalangan rakyat Rusia yang lelah akan perang dan kekurangan.

Revolusi Oktober 1917:
Bolshevik melancarkan kudeta terhadap pemerintahan sementara pada Oktober 1917, yang dikenal sebagai Revolusi Oktober. Melalui serangkaian peristiwa yang cepat dan terkoordinasi, mereka berhasil mengambil alih bangunan-bangunan strategis dan infrastruktur komunikasi di Petrograd. Pemerintahan sementara jatuh, dan Bolshevik mengumumkan pembentukan pemerintahan Soviet baru.

Perang Saudara Rusia dan Konsolidasi Kekuasaan:
Setelah Revolusi Oktober, Rusia terjerumus ke dalam perang saudara yang brutal antara Bolshevik (Merah) dan lawan-lawan mereka (Putih), yang didukung oleh beberapa kekuatan asing. Perang ini berkecamuk hingga 1922 dan berakhir dengan kemenangan Bolshevik. Selama periode ini, Lenin dan Bolshevik mengkonsolidasikan kekuasaan mereka, menghapuskan semua bentuk oposisi politik, dan mendirikan dasar-dasar negara komunis.

Pembentukan Uni Soviet:
Pada tahun 1922, negara komunis yang baru dibentuk menyatukan Rusia, Ukraina, Belarus, dan Transkaukasia menjadi Uni Republik Sosialis Soviet (URSS), yang lebih dikenal sebagai Uni Soviet. Ini menandai dimulainya eksperimen sosialisme di skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan dampak global yang akan terasa selama hampir satu abad.

Kesimpulan:
Revolusi Rusia melipatgandakan dinamika politik global dan membuka era baru dalam sejarah dunia. Kejatuhan Tsar dan kenaikan kekuasaan Bolshevik mencerminkan keinginan rakyat Rusia akan perubahan radikal dan pembangunan masyarakat yang lebih egaliter. Sementara Bolshevik berhasil memenuhi janji-janji mereka dalam jangka pendek, pemerintahan mereka juga menandai awal dari rezim totaliter yang akan menguasai Rusia selama banyak dekade. Revolusi Rusia, dengan semua kompleksitas dan kontradiksinya, tetap menjadi subjek studi yang penting bagi mereka yang ingin memahami perubahan sosial dan politik besar dalam sejarah manusia.