proofdaily.com – Stok cadangan pangan nasional saat ini berada dalam kondisi kritis, dengan stok bawang putih, bawang merah, dan cabai secara resmi dilaporkan kosong.
Sarwo Edhy, Plt Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapanas), menyatakan bahwa target pemerintah adalah mempertahankan stok setiap komoditas pada 5-10 persen dari total kebutuhan pasar nasional untuk dapat mengintervensi fluktuasi harga pasar. “Untuk saat ini, hanya stok beras dan jagung yang mendekati target yang ditetapkan,” ungkapnya dalam sesi Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang diadakan pada Senin (24/6).
Menurut data terbaru dari Bapanas, hanya 61 persen dari kebutuhan bulanan beras yang terpenuhi, yaitu sekitar 1,6 juta ton dari total 2,6 juta ton. Sementara itu, stok jagung hanya mencapai 9 persen dari kebutuhan bulanan, yaitu 100,5 ton dari 1,1 juta ton.
Kondisi stok untuk komoditas lain seperti kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, daging kerbau, daging ayam, telur ayam, dan ikan, semuanya tercatat nol persen. Detailnya, stok kedelai hanya 1 ton, bawang merah 1 ton, bawang putih 0 ton, dengan stok daging sapi dan daging kerbau tercatat 1.367 ton dari kebutuhan bulanan 68 ribu ton. Stok daging ayam tercatat 345 ton, telur ayam 32 ton, dan ikan 992 ton, semua jauh di bawah kebutuhan bulanan mereka.
Untuk gula pasir dan minyak goreng, kondisinya juga tidak menggembirakan. Stok gula pasir hanya 2 persen dari kebutuhan bulanan atau sekitar 5.391 ton dari 244 ribu ton. Sementara itu, stok minyak goreng hanya mencapai 1 persen dari kebutuhan bulanan sebanyak 518 ribu kilo liter, yaitu sekitar 5.017 kilo liter.
Sarwo Edhy menambahkan bahwa Perum Bulog, sebagai BUMN yang bertugas, akan secara bertahap memenuhi kekurangan stok cadangan pangan ini. Ia juga menyampaikan data terkini mengenai stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) yang saat ini berjumlah 48.765 ton dan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) sebesar 7.381 ton.
Ditambah lagi, ia mencatat distribusi bantuan pangan tahap pertama sebanyak 656 ribu ton dan tahap kedua 480 ribu ton. Target konsumsi ikan nasional adalah 59,53 kilogram per kapita per tahun.
Dalam konteks produksi beras, diperkirakan total produksi mencapai 31,57 juta ton, yang akan menutupi kebutuhan nasional sebesar 31,2 juta ton per tahun, termasuk 1,77 juta ton impor beras yang telah masuk. Rencana impor beras dari Mei hingga Desember 2024 diperkirakan mencapai 3,39 juta ton, sehingga total impor tahun ini mencapai 5,17 juta ton.
Menghadapi defisit produksi beras domestik sekitar 2,4 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya, Sarwo menyatakan bahwa pemerintah terbuka untuk alternatif impor guna mengatasi kekurangan stok ini.