AS Tolak Kesepakatan Nuklir Tanpa Syarat Penghentian Pengayaan Uranium oleh Iran

Amerika Serikat menegaskan sikapnya terhadap program nuklir Iran dengan menolak kesepakatan yang tidak mencantumkan penghentian pengayaan uranium sebagai syarat utama. Pemerintah AS menyampaikan bahwa mereka tidak akan melanjutkan negosiasi apapun jika Iran tetap memperkaya uranium di atas batas yang diperbolehkan oleh kesepakatan nuklir sebelumnya (JCPOA).

Gedung Putih melalui juru bicara Keamanan Nasional menyatakan bahwa Iran harus menunjukkan komitmen nyata terhadap perdamaian global sebelum AS mempertimbangkan pelonggaran sanksi. “Kami tidak akan menandatangani perjanjian setengah hati. Iran harus menghentikan pengayaan uranium sebagai langkah awal,” ujar perwakilan tersebut dalam konferensi pers.

Iran, di sisi lain, terus mempertahankan haknya untuk mengembangkan teknologi nuklir demi kepentingan energi dan riset medis. Pemerintah Iran mengklaim bahwa mereka tidak medusa 88 berniat mengembangkan senjata nuklir, tetapi tetap menolak tekanan dari Barat. Mereka menganggap tuntutan AS sebagai bentuk intervensi terhadap kedaulatan nasional.

Situasi ini membuat ketegangan di kawasan Timur Tengah kembali memanas. Sejumlah negara sekutu AS, seperti Israel dan Arab Saudi, mendukung sikap tegas Washington. Mereka mendorong AS untuk memperketat pengawasan dan mencegah Iran mendekati kemampuan senjata nuklir.

Di sisi lain, beberapa negara Eropa mencoba menjembatani komunikasi antara kedua pihak agar diplomasi tetap berjalan. Uni Eropa mengajak AS dan Iran untuk kembali ke meja perundingan dengan pendekatan kompromis.

Namun, selama Iran belum menghentikan proses pengayaan uranium, AS tetap bersikap keras. Mereka ingin dunia melihat bahwa komitmen terhadap non-proliferasi nuklir bukan sekadar janji, tapi harus dibuktikan dengan tindakan nyata.